"Welcome to the dejhe world"

Monday, April 28, 2014

Kedai Kopi Yang Menginspirasi

Kedai kopi sekarang bukan cuma sekedar tempat ngopi, tapi juga tempat ketemuan sama temen, tempat meeting, atau bahkan buat penulis jadi tempat untuk nulis dan tempat untuk mencari inspirasi. Buat kamu sendiri, apa fungsi kedai kopi itu sendiri selain buat ngopi?
Di antara maraknya kedai kopi “ber-merek” dan yang biasanya usahanya berbentuk waralaba atau franchise, masih ada banyak kedai kopi yang punya ciri khasnya sendiri dan biasanya kedai-kedai kopi kayak gini rasanya lebih “homey“. Di Indonesia juga banyak sih, seperti yang sering dibahas Kopling. Tapi kali ini Kopling kepingin ngajak kamu nongkrong di beberapa kedai kopi di belahan dunia yang lain… Yuk!

The Grounds of Alexandria, Australia

Di awal tahun 1900-an, kedai kopi ini tadinya adalah gudang dan pabrik pie. Kedai kopi yang cantik ini punya teras yang di depannya ada taman yang isinya pohon sayur-sayuran dan bumbu-bumbu dapur yang beneran dipake buat masak di kafe itu. Biji kopi mereka juga pilihan banget, dan diimpor langsung dari Brazil, Columbia, Ethiopia, India, dan Uganda. Sementara, terigu untuk bahan rotinya mereka impor dari Jerman. Tempat ini selain kopinya juga terkenal sama roti kentang dan roti bawang bombaynya.
The Grounds of Alexandria ini cuma buka dari jam 7 pagi sampe jam 4 sore. Memang beneran bukanya pas jam ngopi ya. Yang lebih keren lagi, tempat ini juga membuka peluang buat para pelanggannya untuk ikutan di-training. Syaratnya: Harus punya passion dan filosofi yang sama tentang kopi. Harus beneran pencinta kopi sejatilah pokoknya!

Hotel Central & Cafe, Copenhagen

Ini adalah kedai kopi termungil di seluruh Copenhagen, karena mereka hanya menyediakan 5 kursi di sana! Tapi yang terkecil bukan berarti yang paling bisa diremehin kan? Tempat ini, di lantai duanya, juga berfungsi sebagai hotel. Jumlah kamarnya? Cuma 1 kamar aja, dan kamar itu besarnya 12 meter persegi! Jumlah ranjangnya juga cuma 1. Dan dengan adanya satu kamar inilah, tempat ini juga disebut-sebut sebagai hotel terkecil di dunia! Harga kamar di sini sekitar $US 250 per malam. Nggak murah juga sih ya kalo untuk itungan harga hotel di Indonesia?
Kedai kopi mungil ini bukan cuma jualan kopi, tapi juga jualan permen tahun 80an yang udah susah ditemui di tempat lain, seperti Hubba Bubba, Spunk, dan Super Flyers.

La Distributice, Montreal

Nah, kalo yang ini katanya adalah kedai kopi terkecil di Amerika Utara. Saking kecilnya, memang mereka nggak nyediain tempat buat duduk, tapi pembeli cukup mesen lewat jendela…
Kopi di sini terkenal banget dan kemasannya juga keren. Branding-nya boleh dibilang cukup sukseslah. La Distirbutice ini cuma jualan 3 macam kopi: espressoamericano, sama latte.

Little Nap Coffee Stand, Tokyo

Kedai kopi kecil ini dimiliki oleh seorang pencinta kopi yang nyentrik. Daisuke Hamada namanya. Dan kata Hamada, tempat ini dikasih nama kayak gitu karena memang dia selalu harus bangun pagi banget, dan dia selalu ngerasa kurang tidur dan sebenernya kepengen banget bisa tidur siang sebentar setiap harinya…
Hamada ini ngeracik kopinya sendiri, lho. Spesialisasi di tempat ini adalah espresso, meski pun jenis-jenis minuman kopi lainnya juga ada. Dan Hamada ini seneng banget ngobrol sama pengunjung sambil dengerin musik. Jadi kalo kapan-kapan kamu ke tempat ini dan pas galau, kamu bisa ngopi (atau makan es krim!) dan ngobrol sama Hamada ini mungkin. Hehe…
Jadi, sebenernya yang menginspirasi itu bukan yang “di mana-mana ada”, tapi justru yang unik dan punya ciri khas tersendiri yang membuat sebuah tempat, sebuah benda jadi punya nilai lebih…
Setuju?

No comments:

Post a Comment